Beranda | Artikel
Membiasakan Anak Bersilaturrahim
Sabtu, 8 Maret 2025

Membiasakan Anak Bersilaturrahim ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 25 Sya’ban 1446 H / 24 Februari 2025 M.

Kajian Tentang Membiasakan Anak Bersilaturrahim

Apa Makna Silaturrahim?

Silaturrahim (صِلَةُ الرَّحِمِ) artinya adalah menyambung hubungan dengan kerabat. Silaturrahim berasal dari bahasa Arab, terdiri dari dua kata, yaitu: Shilah (صِلَةٌ) yang berarti hubungan atau ikatan dan Ar-rrahim (الرَّحِمُ) yang secara harfiah berarti rahim wanita. Namun, dalam konteks silaturrahim, kata rahim di sini merupakan kiasan yang menggambarkan hubungan kekerabatan. Dengan demikian, silaturrahim berarti menjaga dan menjalin hubungan kekerabatan.

Siapa yang dimaksud dengan kerabat?

Kerabat adalah semua keluarga kita, baik yang dekat maupun yang jauh. Lalu, silaturrahim yang harus dijaga itu dengan kerabat yang dekat atau yang jauh? Jawabannya adalah keduanya! Kerabat yang jauh tetap harus dijaga, apalagi yang dekat.

Kerabat yang dekat disebut mahram (محرم), yaitu orang-orang yang haram untuk dinikahi. Contohnya:

  1. Orang tua kandung (ibu dan bapak).
  2. Suami atau istri.
  3. Kakak dan adik kandung.
  4. Anak kandung.
  5. Kakek dan nenek.
  6. Paman dan bibi kandung, baik dari jalur bapak maupun jalur ibu.

Mahram di sini maksudnya adalah hubungan darah yang sangat dekat, sehingga tidak boleh dinikahi dalam Islam.

Kerabat yang jauh tetapi masih memiliki hubungan kekerabatan (Non-Mahram), contohnya:

  1. Sepupu (anak dari paman atau bibi).
  2. Ipar.
  3. Paman dan bibi yang bukan kandung (misalnya, paman atau bibi dari hubungan jauh seperti buyut atau canggah).

Kesalahpahaman tentang Silaturrahim

Kadang-kadang, ada sebagian orang yang menganggap bahwa silaturrahim hanya berlaku jika kita mengunjungi saudara jauh, baik yang jauh secara tempat maupun hubungan. Misalnya, ketika seseorang berkata: “Ayo silaturrahim ke Jakarta!” Maksudnya adalah mengunjungi saudara yang tinggal jauh secara geografis. Namun, silaturrahim tidak hanya soal jarak, tetapi juga menjaga hubungan baik dengan semua kerabat, baik yang dekat maupun jauh.

Oleh karena itu, membiasakan anak untuk bersilaturrahim sejak dini sangat penting agar mereka tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya menjaga hubungan keluarga.

Kewajiban dan Keutamaan Silaturrahim

Jika seseorang pergi ke rumah tetangganya, dan ternyata tetangganya itu adalah pamannya sendiri—bahkan paman kandung—lalu tidak dianggap sebagai silaturrahim (صِلَةُ الرَّحِمِ), maka itu tentu sebuah pemahaman yang keliru.

Saya ingin bertanya kepada Anda, mana yang lebih wajib: silaturrahim dengan keluarga jauh atau dengan keluarga dekat? Jawabannya tentu keluarga dekat lebih utama. Sebagai contoh, jika mengunjungi rumah ibu kita yang tinggal di rumah yang berbeda, apakah itu termasuk silaturrahim? Ya, itu adalah silaturrahim.

Bagaimana jika kita pergi ke pondok pesantren untuk menjenguk anak kita yang sedang mondok? Itu juga termasuk silaturrahim.

Justru, silaturrahim kepada keluarga terdekat ini memiliki tingkat kewajiban yang lebih tinggi dan insyaAllah (إِنْ شَاءَ اللَّهُ) pahalanya lebih besar dibandingkan dengan silaturrahim kepada keluarga yang jauh, baik dari segi jarak maupun hubungan darah. Oleh karena itu, persepsi ini harus diluruskan.

Silaturrahim dalam Lingkungan Terdekat

Misalnya, dalam satu RT, biasanya masyarakat di kampung memiliki hubungan kekerabatan yang erat. Sebagai contoh:

  1. Rumah di depan kita adalah rumah paman.
  2. Rumah di sebelahnya lagi adalah rumah bibi.
  3. Rumah di sampingnya lagi adalah rumah saudara sepupu.
  4. Bahkan, rumah anak kita sendiri pun bisa berdekatan dengan kita.

Mengunjungi mereka apakah termasuk silaturrahim? Ya, itu semua termasuk silaturrahim. Bahkan, dalam pertemuan keluarga rutin seperti arisan keluarga atau pertemuan khusus saat Hari Raya Idul Fitri (عيد الفطر), itu juga termasuk silaturrahim. Jadi, meskipun pertemuan itu diberi nama “arisan” atau “pertemuan keluarga”, selama yang hadir adalah kerabat kita, maka itu tetap termasuk dalam silaturrahim.

Silaturrahim: Ibadah yang Menguntungkan

Silaturrahim memiliki cakupan yang sangat luas (واسِعٌ جِدًّا). Mengapa silaturrahim dianggap sebagai ibadah (عِبَادَةٌ)? Karena dalam ajaran Islam, seseorang yang menjaga silaturrahim akan mendapatkan ganjaran (ثَوَابٌ) baik di dunia maupun di akhirat.

Apa ganjaran silaturrahim di dunia? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrahim.” (HR. Bukhari & Muslim)

Jadi, silaturrahim memiliki dua manfaat utama di dunia: melapangkan rezeki (يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ) dan memperpanjang umur (يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ)

Apakah silaturrahim itu merugikan atau menguntungkan? Jelas menguntungkan!

Terkadang, ada orang yang berpikir bahwa silaturrahim hanya akan menghabiskan uang, misalnya karena harus membawa oleh-oleh seperti gula atau teh saat berkunjung. Tetapi justru itu adalah bagian dari keberkahan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjelaskan bahwa silaturrahim menambah rezeki, bukan mengurangi. Jika Anda tidak percaya, coba lakukan dan lihat sendiri bagaimana Allah menggantinya, bahkan bisa jadi gantinya jauh lebih besar daripada yang kita berikan.

Bahkan, terkadang Subhanallah (سُبْحَانَ اللَّهِ), kita baru saja berniat untuk bersilaturrahim, tetapi Allah sudah mengirimkan gantinya.

Subhanallah, ada seseorang yang berkata: “Saya baru berniat ingin mengirim sesuatu untuk paman atau bibi saya. Saya rencanakan besok, tetapi hari ini Allah sudah mengirimkan gantinya.” Kejadian seperti ini sering sekali terjadi.

Silaturrahim memiliki dua keutamaan, yaitu: melapangkan rezeki (تَوْسِيعُ الرِّزْقِ) dan memanjangkan umur (إِطَالَةُ العُمْرِ). Memanjangkan umur di sini bukan sekadar panjang dalam hitungan tahun, tetapi panjang yang penuh berkah (بَرَكَةٌ فِي العُمْرِ).

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54973-membiasakan-anak-bersilaturrahim/